Video" Kecelakaan Di China Mengerikan

JAKARTA/BEIJING (dp) — Tingginya tingkat kecelakaan di jalan raya telah menjadi pekerjaan rumah baru bagi pemerintah China. Meroketnya populasi kendaraan bermotor, sementara tingkat kedisiplinan penduduk yang belum merata, menjadi masalah yang sampai hari ini belum tuntas secara memuaskan.
Menurut perhitungan Biro Manajemen Lalu Lintas Beijing pada tahun 2008, China mencatat 265.204 kecelakaan di jalan raya yang menyebabkan 73.484 orang tewas dan 304.919 cidera, dengan prediksi kerugian mencapai 1,01 miliar yuan.
Jumlah ini memang jauh menurun di bandingkan tahun-tahun sebelumnya ketika pemerintah China belum menjalankan Hukum Keselamatan Lalu Lintas (Road Traffic Safety Law) yang digawangi komite dari 15 kementerian dan pemerintah daerah.
Meski begitu, angka kecelakaan tersebut masih sangat tinggi. Setidaknya menurut perhitungan badan keselamatan Meksiko, China masih menempati urutan teratas jumlah kecelakaan di dunia, di bawah AS, India, Rusia, Brazil, Iran, Meksiko, Indonesia, Afrika dan Mesir.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menempatkan China sebagai negara dengan tingkat kecelakaan di jalan raya yang sangat mengkhawatirkan. Bahkan WHO memprediksi China akan menyumbang setengah dari total kematian di jalan raya yang akan mencapai 1,2 juta jiwa di seluruh dunia pada 2020.
Karena itu, WHO terus mendesak pemerintah China untuk lebih serius menekan tingkat kematian di jalan. Bila masalah epedemis transportasi tersebut tidak dapat diselesaikan, maka menurut WHO, jalan raya di China akan menjadi ladang “pembunuhan” paling besar yang bisa tercatat dalam sejarah manusia.
Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat memahami arti keselamatan di jalan raya menjadi salah satu faktor pemicu tingginnya tingkat kecelakaan di China.
WHO menilai perangai tersebut merupakan imbas dari melesatnya ekonomi China sebelum negara ini mampu menyiapkan elemen pendukung bagi sistem transportasi yang aman.
Beruntung China tidak tertidur. Pemerintah terus membenahi sistem agar tingkat kecelakaan di jalan dapat dikurangi. Menurut WHO langkah menerapkan hukum khusus lalu lintas sebagai awalan yang baik bagi China. Dengan perangkat hukum aparat negara bisa menindak tegas pelanggar lalu lintas. Hal ini diharapkan mampu memberikan efek jera, sehingga berpeluang mendisiplinkan pengguna jalan.
China juga dikabarkan telah mempekerjakan para ahli transportasi internasional untuk membantu tercapainya masyarakat transportasi yang sadar terhadap keselamatan dan hukum.
Sebenarnya rumus utama menciptakan keselamatan sangat murah dan sederhana. WHO bahkan telah memberi solusi yang bisa diterapkan setiap negara, termasuk negara dengan tingkat pendidikan masyarakatnya yang rendah.
Menggunakan sabuk keselamatan bagi anak-anak dan orang dewasa, pembatasan laju kecepatan kendaraan, menghindari narkoba dan minuman beralkohol bagi pengemudi, serta meningkatkan visibilitas untuk memperhatikan pejalan kaki dan pesepeda, merupakan faktor-faktor yang disyaratkan WHO. Sangat sederhana.
Meski begitu, pemerintah tidak bisa bergerak sendiri untuk menciptakan hal tersebut. Diperlukan dukungan kuat dari komunitas sosial di sebuah negara guna menggalang kampanye keselamatan di jalan raya. Untuk hal ini, WHO menunjuk produsen kendaraan sebagai ujung tombak pergerakan kampanye.
Akhinya, Indonesia pun harus bisa mengambil pelajaran dari masalah kecelakaan transportasi yang menjerat China. Laju pertumbuhan penjualan kendaraan di Indonesia kini dalam fase menuju ledakan. Tahun lalu, lebih dari 700 ribu mobil telah terjual. Angka ini mungkin akan berlipat ganda dalam 5 tahun ke depan.
Bila pemerintah tidak mulai serius pada masalah kecelakaan sejak dini, bukan mustahil angka kedua penyumbang kematian di jalan pada masa mendatang akan disumbangkan oleh Indonesia.
Jangan sampai…
video di ringkas di bawah ini

Berita Lainnya :
| Berita Unik Terupdate Beritaunik.info |
| Tips Motivasi Indotips.info |
| LowKer TerKini Indokarir.info |